Menikah di usia muda? Gak lah yaaaa … Betul, sebaiknya menikahlah saat pasangan sudah mantap dalam banyak hal, terutama kedewasaan. Saya sudah tidak membahas itu lagi., Banyak artikel yang sudah membahasnya.
Kenapa pula menikah muda? Sudahlah tidak juga harus membahas itu. Sudah terlanjur. Sekarang saya hendak menyoroti sisi lain dari menikah di usia muda ini
Menikah di usia muda membutuhkan perjuangan lebih jika dibanding dengan menikah pada usia mapan
Kematangan dan kedewasaan seseorang tidak mutlak diukur dari berapa jumlah usia. Ada yang sudah berusia cukup tetapi tetap saja berperilaku sebagaimana layaknya anak anak, demikian pula sebaliknya. Memang gejolak darah muda sering mewarnai kehidupan pernikahan, sifat egois dan mencari jati diri masih mendominasi kehidupan pernikahan. Ya itulah yang saya bilang perjuangan yang memang tidak mudah untuk dilewati, tetapi bukan berarti pasangan yang menikah dalam usia muda besar kemungkinan akan gagal mempertahankan pernikahannya.
Menikah dalam usia mudamematikan masa depan
Saya rasa tidak sepenuhnya benar. Banyak orang yang masih muda sudah menikah, sudah punya anak tapi masih tetap meneruskan sekolah ataupun kuliah dengan motivasi yang tinggi. Memang, untuk hal yang satu ini tentu saja melibatkan pihak lain. Karena jika dua duanya masih mengejar ilmu, belum memiliki penghasilan, sudah punya anak, yaa repot juga baik dari sudut financial maupun dari aspek lainnya. Kebayang kan? Tanpa menghasilan, sementara banyak kebutuhan yang harus dipenuhi dan tentu saja berujung pada uang. So? Gimana mengatasinya? Gengsi meminta tolong pada orang tua? Saya rasa tidak sepenuhya tepat juga, Sekarang, jika berada dalam permasalahan, selain kepada Tuhan, kepada siapa lagi tempat mengadu? Kepada teman atau sahabat? Bisa, tetapi mereka hanya sebatas tempat curhat dan menampung uneg uneg.Walaupun mereka suka membantu, namun masih belum dapat berbuat banyak. Nah, kemana lagi kalau bukan meminta ‘suaka’ orang tua. Salahkah itu ? menurut saya, sah sah saja, sebatas orang tua masih mampu melakukannya
Jika sudah menikah akan susah mencari pekerjaan
Kalau hal yang satu ini, saya akui memang betul. Tetapi masih banyak perusahaan koq yang mau menerima karyawan yang sudah menikah. Lagipula, memperoleh penghasilan kan tidak harus menjadi karyawan. Berwirausaha juga bisa kan?
Menikah dalam usia muda lebih cepat 'pensiun' dari tanggung jawab
Logikanya jika menikah saat masih muda dan langsung punya anak,kurang lebih seperti ‘mencuri start’. Memang, disaat teman teman masih senang senangnya main, sementara yang sudah menikah malah disibukkan dengan momong anak dan lain sebagainya. Ahaaaa itu awalnya. Selanjutnya, sudahkah terpikirkan endingnya? Kebayang, jika teman teman masih pontang panting berjuang untuk pendidikan anak, sementara pada saat yang sama, yang menikah muda sudah selesai dengan urusan urusan seperti itu. Sudah tidak mengurusi masalah pendidikan anak, karena bisa jadi anak sudah bekerja dan berdiri sendiri.
So.. bagi yang sudah terlanjur menikah dalam usia muda. Banyak yang masih dapat dilakukan. Pintar pintarlah membaca ‘peluang’ dan kesempatan. Jika masih membutuhkan uluran tangan orang tua. Jangan malu malu untuk menerimanya. Buang gengsi jauh jauh.. Ow, sepanjang orang tua masih dianggap mampu ya. Coba pikirkan, jika gengsi dibantu orang tua, sementara kebutuhan dana dana sangat mencekik baik untuk sekolah, untuk perawatan anak dan lain sebagainya,Sementara disuatu sisi peluang untuk medapatka itu tidak dipergunakan?, pikirkan banyak hal yang akan terkorbankan untuk waktu yang akan datang. Yang penting disini adalah, saat menerima bantuan dari orang tua, berpikirlah bahwa itu bersifat pinjaman. Nanti akan dikembalikan lagi kepada mereka. Mungkin tidak berupa uang. Namun jika sudah berhasil, bahagiakanlah mereka.
Ingat, banyak juga orang yang sukses walaupun mereka menikah dalam usia muda
0 Response to "Sisi lain dari pernikahan usia muda"
Posting Komentar